Sungai Gangga, Tempat Suci yang Sekarat – Sungai Gangga mengalir dari sebuah gletser di pegunungan Himalaya, bernama Gangotri menuju teluk Benggala.
Sungai Gangga disucikan, disembah sebagai Dewi oleh para pemeluk agama Hindu. Konon Dewi Gangga merupakan dewi kesuburan dan pembasuh dosa, dengan air yang dia miliki. Sungai ini dipercaya mengandung amrit, yakni sebuah nektar keabadian.
Panjang aliran air Sungai Gangga mencapai 2.525 kilometer, menobatkannya menjadi sungai terpanjang ke-3 di dunia.
Hampir di sepanjang aliran sungai, warga membuat teras memanjang dan anak tangga yang dinamai Ghat. Teras tersebut menjadi titik pusat aktivitas warga sehari-hari, khususnya untuk melaksanakan ritual keagamaan.
Sungai Terkotor di Dunia

Sungai ini menghidupi hampir setengah miliar jiwa. Mereka yang tinggal di sekitar sungai, memanfaatkan airnya untuk minum dan mandi. Namun nasibnya tragis.
Baca Juga: Tol Cipularang, Kecelakaan Maut dan Kisah Mistis Di Baliknya
Sungai ini telah tercemar oleh sampah dan limbah, bahkan debit airnya menyusut drastis dari tahun ke tahun. Bahkan, tercatat Sungai Gangga menjadi sungai terkotor urutan ke-6 di dunia saat ini.
Masyarakat pun sudah mulai meninggalkan sungai ini sebagai sumber air. Sampah dan limbah terlihat menumpuk, membuat air menjadi keruh, bahkan sebagian badan sungai sudah ditutupi sampah.
Sampah-sampah itu tidak hanya berasal dari sampah rumah tangga, tetapi juga dari industri yang berada di sekitar sungai.
C.K Mishra, Sekretari Union Environment saat diwawancara India Today mengatakan, dari laporan diketahui ada 1100 industri yang membuang limbang mereka ke sungai ini.
Untuk mengurangi dampak buruk ke kesehatan, pemerintah India melakukan program desinfeksi. Jadi, sebelum air bisa digunakan oleh warga, air Sungai Gangga harus bebas dari bakteri.
Selain karena sampah dari warga dan industri, salah satu penyumbang polusi terbesar ke sungai ini adalah adanya festival tradisional rutin.
Saat ritual dilaksanakan, ada sekitar 70 juta warga Hindu mandi di sungai tersebut. Meninggalkan sampah berupa sisa makanan, kotoran dan dedaunan.
Meski demikian, masih ada sekitar 18 titik sungai yang masih bisa digunakan masyarakat untuk beraktifitas. Sementara itu, 68 titik lainnya sudah tidak lagi bisa digunakan aktivitas sehari-hari.
Sebanyak 18 Titik sungai itu di antaranya di Rudraprayag, Rishikesh, Bijnor, Raiwala-Uttarakhand, Bhagirathi, Devprayag, dan di Pelabuhan Diamond Benggala Barat.
Baca Juga: Benarkah Area 51 Tempat Riset Para Alien? Yuk, Kita Cari Tahu!
Polusi terhadap Sungai Gangga diketahui mulai terjadi pada akhir 1970’an. Selain program desinfeksi, pemerintah India juga melakukan berbagai langkah penyelamatan sungai sakral ini.
Narendra Modi, yang saat itu baru saja terpilih menjadi perdana menteri bergerak untuk membersihkan sungai mengontrol polusi yang ada.
Program itu diberi nama Namami Gange Project. Program itu dijalankan mulai Juli 2014, dan telah menghabiskan dana sebesar 6 triliun rupiah.
Sungai Gangga Airnya Surut

Salah seorang warga bernama Mahendra Mandal menceritakan, 20 tahun yang lalu, dia memiliki sebuah lahan untuk bertanam tomat. Namun, kebun tomatnya itu tenggelam ditelan air sungai ini.
Baca Juga: Kisah Margot Wolk, Pencicip Makanan Hitler yang Jarang Diketahui
Dia menunggu selama 16 tahun, berharap tanahnya bisa kembali. Selama itu dia beralih profesi sebagai buruh pabrik.
Rupanya harapan itu terkabul, kini sungai ini airnya mulai surut. Tanah peninggalan keluarganya itu pun muncul kembali.
Mandal menunjuk sebuah titik berjarak sekitar 50 meter, sebuah daerah berlumpur. Di situlah terendam tanah milik keluarganya.
Setiap meter persegi tanah yang kebanjiran, masih tercatat siapa-siapa pemiliknya, termasuk yang masih terendam Sungai Gangga.
Penyebab surutnya air di Sungai Gangga diketahui akibat dari hilangnya Gletser di Pegunungan Himalaya yang selama ini menjadi sumber mata air sungai suci ini.
Bahkan dari laporan yang diberikan PBB, gletser itu bakal lenyap pada 2030. Per tahunnya, gletser yang menjadi sumber Sungai Gangga itu menyusut sebesar 36 meter.
Sungai yang Disucikan

Dalam agama Hindu, Sungai Gangga merupakan penjelmaan dewi yang memberi keabadian dan berkah.
Baca Juga: Suku Ainu Jepang: Penduduk Asli yang Terdiskriminasi
Dewi Gangga disembah atas berkahnya yang mampu membersihkan segala dosa dengan air yang dia curahkan.
Allahabad, Haridwar dan Benares merupakan beberapa tempat di sekitar sungai yang disucikan.
Selain itu ada sejumlah kuil terkenal berdiri di sepanjang pinggiran aliran sungai seperti Kuil Dakshineswar Kali dan Kuil Belur. Kedua kuil itu ramai dikunjungi umat Hindu dan para wisatawan setiap harinya.
Salah satu ritual yang rutin digelar di Sungai Gangga yakni Kumbh Mela atau disebut juga Festival Pitcher. Ritual ini dilaksanakan setiap 12 tahun sekali dan dihadiri hingga 60 juta orang.
Para peziarah dan wisatawan dalam acara keagamaan itu melakukan ritual mandi dan berenang di sungai, yang dipercaya untuk menghilangkan dosa-dosa.
Festival keagamaan itu berlangsung selama tiga hari. Ritual tetap berlangsung, meski kondisi air Sungai Gangga sudah kotor dan keruh penuh sampah.
Dengan menyusutnya jumlah debit air Sungai Gangga, maka berbagai ritual keagamaan pun terancam akan hilang. Krisis air bersih pun juga mengancam jutaan jiwa yang menggantungkan hidup pada Sungai Gangga.
Sumber : Natgeo, Tempo, Kbr, Grid
Artikel Lainnya: