Review Film Joker: Gotham Rasa Jakarta

Joker 1280x720 8b8cf

Review Film Joker: Gotham Rasa Jakarta – Kalau ditanya-tanya nih, siapa sih musuhnya Batman yang paling berkesan? Jaka bakal jawab dengan kencang Joker dan Catwoman. Keduanya punya pesona tersendiri.

Catwoman sempat dibuat filmnya sendiri pada tahun 2004 diperankan oleh Halle Berry. Gagal dan jelek, Halle Berry bahkan dinobatkan sebagai aktris terburuk pada tahun itu.

Tahun ini, setelah DC membuat film-film yang tidak bisa menandingin Marvel (sorry banget nih, Jaka netral kok tapi kita liat fakta di lapangan ya), DC mencoba peruntungan baru dalam Joker (2019).

Baca Juga: Sejarah Halloween: Budaya Bangsa Pagan Hingga Peristiwa Pemberontakan

Review Film Joker: Arthur dan Kehidupannya

JOKER - Final Trailer - Now Playing In Theaters

Kota Gotham saat ini sedang dalam keadaan kacau karena tingkat kriminalitas dan kemiskinan tinggi. Cerita dimulai saat Arthur Fleck menjalani kehidupan sehari-harinya. Dia bekerja sebagai badut sewaan yang disewa untuk menghibur orang-orang atau badut sewaan toko-toko.

Arthur bukanlah orang yang berbahagia dalam hidupnya. Dia tinggal berdua dengan ibunya yang sakit-sakitan. Penghasilan pas-pasan. Ibunya sendiri selalu mengirim surat kepada Thomas Wayne, iya papa-nya Batman, agar mereka diberi bantuan sebagai orang kurang mampu.

Setiap hari, Arthur mengalami nasib yang tidak menyenangkan. Di-bully oleh orang-orang dan boss-nya. Rekan kerjanya akhirnya memberikan Arthur pistol untuk melindungi diri.

Baca Juga: Film Bertema Mental Illness Yang Tak Kalah Keren Dari Joker

Tragisnya, saat sedang menghibur anak-anak pistolnya malah jatuh dan berakhir dengan Arthur dipecat. Kejadian ini menjadi titik berat dalam hidup Arthur. Semenjak kejadian ini, kehidupan Arthur tak lagi sama.

Non-Spoiler Review dari Jaka

Jaka berkesempatan nonton Joker bahkan sebelum dimulai di dunia, dan Jaka harus akui beruntung banget! Jaka enggak mau spoiler banyak-banyak, makanya synopsis film sampai situ aja. Intinya di akhir film, kita tau asal mula Joker kenapa bisa menjadi seperti itu.

Keluar bioskop, Jaka gemeteran. Bahkan sampai pulang pun masih gemeteran. Jaka yang memang ambil kuliah psikiologi mengerti kenapa Arthur bisa berubah jadi Joker.

Jaka enggak bisa bilang ini film superhero, karena ini film villain kan. Yang bisa Jaka kuatkan di sini adalah segi ceritanya, enggak kayak film-film dalam dunia superhero.

Di film ini, realistis banget. Jaka bisa merasakan film ini sama seperti film-film Batman keluaran Christopher Nolan. Mengapa manusia bisa menjadi baik, mengapa bisa berbuat jahat.

Satu lagi yang paling kuat adalah pemeran Joker itu sendiri. Joaquin Phoenix. Hmm.. Jaka sih nonton dia yang paling kuat di Her (2013) dan Gladiator (2000).

Iya iya, Jaka udah tua dan seleranya setengah berat. Tapi beneran deh, Jaka rasa setelah alm.

Heath Ledger di The Dark Knight (2008), ini adalah representasi Joker yang bagus sekali. Jaka enggak akan heran kalau seenggaknya dia dapat nominasi Oscar untuk penampilannya di film ini.

Kelar film, keluar aja. Enggak ada after ending credits kok.

Akhir Kata

Ini. Film. Yang. Harus. Ditonton. Di. Bioskop. Titik.
Jaka harus kasih tau bahwa filmnya untuk 17 tahun ke atas. Adegannya cukup sadis dan efektif. Ajak orang yang tepat umur untuk menontonnya ya.

Filmnya akan rilis tanggal 2 Oktober 2019, dan Jaka tau udah bisa beli tiketnya terlebih dahulu ya?