Kisah Margot Wolk, Pencicip Makanan Hitler yang Jarang Diketahui – Tidak ada yang berbeda, semua makanannya disajikan seperti makanan pada umumnya yang dimakan sehari-hari.
Asparagus putih, beberapa menu yang dikukus, ditambahkan dengan saus merah yang lezat.
Sebuah sajian umum yang menjadi menu harian para warga Jerman. Hanya beberapa menu yang langka untuk disajikan saat itu karena dalam masa perang.
Di saat orang lain tidak bisa mendapatkan kopi atau sekedar menaburkan mentega pada roti mereka, Margot Wolk, seorang warga biasa justru bisa menikmatinya tanpa harus bersusah payah untuk mendapatkannya.
Namun, ancaman kematian terus mengintai di setiap suapan yang dia masukkan ke mulut.
Margot merupakan satu dari 15 orang yang bekerja pada pemerintahan Hitler. Dia menjadi pencicip makanan, sebelum disantap oleh sang Fuhrer. Dia menjadi Food Tester untuk Hitler selama dua setengah tahun di Perang Dunia ke II.
Dipaksa Menjadi Food Tester

Margot Wolk yang berusia 24 tahun saat itu, sebelumnya adalah seorang sekretaris. Apartemen milik orang tuanya yang dia tinggali, dibom dan hancur pada musim dingin 1941.
Dia kemudian mengungsi ke rumah mertuanya yang berada di sebuah desa bernama Gross-Partsch Prussia Timur. Kini daerah itu dikenal dengan nama Parcz, di negara Polandia.
Baca Juga: Benarkah Area 51 Tempat Riset Para Alien? Yuk, Kita Cari Tahu!
Rumah itu sangat asri, dengan kebun yang besar di halaman depan. Namun, sekitar 1,3 kilometer dari sana ada sebuah lokasi yang dipilih Hitler sebagai markas Front-Timur berjuluk “The Wolf’s Lair”.
“Walikota tempat itu ternyata seorang Nazi Tua. Tak lama setelah saya datang ke rumah itu, pasukan Nazi datang dan memaksa saya untuk ikut mereka,” terang Wolk.
Duduk di sebuah apartemen di area Schmargendorf,di kota Berlin, tempat yang sama dia dilahirkan 95 tahun yang lalu.
Wolk dengan hati-hati memakan sepotong demi sepotong kue dari garpu peraknya, sembari dia menceritakan kisahnya sebagai Food Tester Hitler.
Tidak mudah baginya untuk bisa kembali menikmati sebuah makanan, setelah peristiwa pahit yang dia alami puluhan tahun lalu. Setelah sesuap kue dia habiskan, dia kembali melanjutkan kisah pahitnya itu.
Para preman anak buah Hitler itu tak hanya membawa dirinya seorang, dia bersama seorang wanita muda juga. Mereka ditempatkan di sebuah barak dekat Krausendorf, di mana seorang koki menyiapkan makanan untuk “Wolf’s Lair”.
Saat Setiap Suapan Bisa Menjadi Kematian
Seorang petugas mengisi sejumlah piring besar dengan sayuran, saos, mie dan buah-buah eksotis, dan menaruhnya di sebuah meja kayu yang besar. Makanan-makanan itu nantinya akan mereka cicipi.
Baca Juga: Saat Kehidupan di Korea Utara Yang Kelam Tertangkap Kamera
Setiap sesendok makanan yang dimasukkan ke mulut adalah pertaruhan nyawa. Tidak ada yang tahu, di sendok ke berapa mereka akan mati, atau justru akan tetap selamat.
“Tidak ada daging, karena Hitler adalah seorang vegetarian. Makanannya sangat enak, tapi kami tidak pernah bisa menikmatinya dengan tenang.” kata Wolk.
Ada sebuah isu yang beredar, bahwa pihak sekutu berusaha membunuh Hitler dengan cara meracuninya. Setelah makanan tersebut dicicipi oleh Wolk dan temannya dan dinyatakan “bersih”, makanan itu selanjutnya akan diberikan kepada Hitler.
Makanan itu dibawa oleh pasukan SS, pengawal pribadi kepercayaan Hitler, dengan dimasukkan kedalam peti kayu.
Setiap pagi pukul 08.00, Wolk dibangunkan dengan teriakan pasukan SS dari luar jendela kamarnya.
Dia hanya mencicipi makanan, jika Hitler sedang berada di Wolfs’ Lair, namun dia tidak pernah bertemu atau sekedar melihat Hitler di sana.
Para wanita yang menolak untuk bergabung dengan League of German Girl (BDM) dan yang ayahnya menolak menjadi anggota Partai Nazi, maka akan dijadikan pembantu Hitler. Setiap hari nyawanya dipertaruhkan, justru untuk orang yang mereka benci itu.
Margot Wolk tidak bisa kabur dari tempat itu, semua sarana transportasi termasuk bandara sudah di bom.
Suaminya yang bernama Karl, berangkat ke medan perang, dan sudah dua tahun tidak ada kabarnya. Bahkan Wolk beranggapan suaminya itu telah mati.
Pada 20 Juli 1944, Wolk dan sejumlah perempuan di sana diundang untuk menonton film di dalam tenda dekat markas.
Sebuah bom kemudian meledak, dan melemparkan tubuhnya dari bangku yang dia duduki, dia menderita sedikit luka. Serangan bom itu sejatinya ditujukan untuk Hitler, namun kali ini Hitler selamat.
Peristiwa Kejam Dalam Hidup Margot Wolk
Setelah peristiwa serangan itu, keamanan semakin diperketat. Wolk tak lagi diizinkan tinggal di rumah mertuanya tersebut.
Para pekerja, termasuk Wolk dipindahkan ke sebuah sekolah dekat daerah itu. Penjagaannya sangat ketat, bahkan seperti berada dalam sebuah penjara.
Baca Juga: Perang Gaib Gunung Tidar dan Awal Penyebaran Agama Islam di Tanah Jawa
Di tempat itu, Wolk mengalami kejadian yang sangat menyakitkan. Salah seorang pasukan Nazi memperkosanya. Dia pun tak berdaya untuk melawan, kalaupun dia mengadu, justru hukuman mati yang akan diterimanya.
Beberapa waktu berikutnya, pasukan Soviet sudah berhasil mendekat ke Wolf’s Lair. Saat situasi bertambah kacau, seorang Letnan pasukan Nazi menyelamatkannya.
Letnan itu membawanya naik kereta menuju Berlin. Setelah perang di daerah itu usai, Wolk kembali, dan bertemu dengan Letnan tersebut.
Sang Letnan mengatakan jika semua pencicip makanan yang tertangkap ditembak mati oleh pasukan Soviet.
Selamat dari serangan pasukan Soviet ke Wolf’s Lair, tak membuat hidup Wolk bebas dari ancaman.
Hidupnya diselamatkan kedua kalinya oleh seorang dokter yang merawat lukanya usai kabur dari Wolf’s Lair.
Pasukan Nazi memasuki tempat praktik dokter itu, untuk mencari buronan. Sang dokter berbohong tidak ada seorang pun di tempat kerjanya. Pasukan Nazi itu percaya, dan kemudian pergi.
Namun sayangnya, saat Margot Wolk memutuskan kembali ke tempat tinggalnya di Schmargendorf, dia malah ditangkap pasukan Soviet.
Selama dua minggu, pasukan Soviet itu memperkosanya. Meninggalkan luka serius yang membuat dia tidak bisa memiliki anak.
Margot Wolk Dapatkan Kembali Harapan untuk Hidup

Wolk sudah putus asa akan hidupnya saat itu. Namun dia mendapatkan kembali harapan untuk hidup, setelah suaminya, Karl kembali dari perang.
Baca Juga: 7 Aplikasi Terbaik Untuk Belajar Bahasa Asing
Suaminya itu tidak bisa memberikan kabar, karena terjebak dalam perang dan ditahan musuh. Namun akhirnya takdir menyatukan kembali Wolk dan Karl.
Wolk mengaku tidak mau mengingat peristiwa kelam yang dia alami saat menjadi pencicip makanan Hitler.
Terkadang pengalaman pahit itu kembali hadir dalam mimpinya. Namun, saat ulang tahunnya yang ke 95, seorang jurnalis menemuinya, dan Wolk akhirnya berani menceritakan kisah hidupnya tersebut.
Menurut Margot Wolk, pengalaman pahitnya itu dia ceritakan agar semua orang tahu, betapa bengisnya pemerintahan Hitler.
Sumber artikel dan gambar: Spiegel.de